• Latest
  • Trending
Menjejak Teror Bom dari Cilacap

Menjejak Teror Bom dari Cilacap

January 3, 2019
Apa Jadinya Jika Tomy Winata dan Muchdi Pr Dukung Jokowi?

Apa Jadinya Jika Tomy Winata dan Muchdi Pr Dukung Jokowi?

February 22, 2019
BPN Sayangkan Prabowo Terlalu Santun dalam Debat

Sudirman Said Diminta Buktikan Pertemuan Jokowi-Moffett

February 22, 2019
Rollercoaster Rupiah Semakin Mengerikan

Berharap Kuat Hadapi Turbulensi 2019

February 22, 2019
PADI Jaya Baya Deklarasi Dukung Prabowo-Sandi

PADI Jaya Baya Deklarasi Dukung Prabowo-Sandi

February 22, 2019
Terkait Lahan Prabowo, BPN Apresiasi Wapres Jusuf Kalla

Terkait Lahan Prabowo, BPN Apresiasi Wapres Jusuf Kalla

February 22, 2019
Usai Jenguk Dhani, Sandi Janji Revisi UU ITE

Fadli Zon Tuding Kasus Ahmad Dhani sebagai Operasi Politik

February 22, 2019
TGB: Kasus Agraria yang Dibicarakan Beda Konteks

Sebarkan Data Palsu saat Debat, Kubu Prabowo Desak Jokowi Minta Maaf

February 21, 2019
Disambut Massa Jokowi, Sandi Minta Pendukung Tak Terprovokasi

Disambut Massa Jokowi, Sandi Minta Pendukung Tak Terprovokasi

February 21, 2019
Di Balik Cerita Incognito Jokowi

Di Balik Cerita Incognito Jokowi

February 21, 2019
Kontroversi Democratic Policing ala Tito Karnavian

Kontroversi Democratic Policing ala Tito Karnavian

February 21, 2019
Andi Arief: SBY Tak Pikirkan Debat Kedua, Fokus Temani Ani

Andi Arief: SBY Tak Pikirkan Debat Kedua, Fokus Temani Ani

February 21, 2019
Hashim: Prabowo Mustahil Tinggalkan Pancasila dan Dirikan Khilafah

Hashim: Prabowo Mustahil Tinggalkan Pancasila dan Dirikan Khilafah

February 20, 2019
The Press Week
No Result
View All Result
  • Dunia
    • Amerika Serikat
  • Gaya Hidup
    • Jalan-jalan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Lingkungan Hidup
-18 °c
Friday, February 22, 2019
  • Dunia
    • Amerika Serikat
  • Gaya Hidup
    • Jalan-jalan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Lingkungan Hidup
No Result
View All Result
The Press Week
No Result
View All Result

Menjejak Teror Bom dari Cilacap

Gustav Perdana by Gustav Perdana
January 3, 2019
in Featured, Hukum, Indonesia, Politik
0
Home Featured
Post Views: 101

 

Warga Jawa Tengah (Jateng), khususnya Cilacap, diteror kasus bom yang belakangan diketahui palsu. Dalam kardus yang ditemukan di trotoar dekat Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah itu ternyata tidak terdapat bahan peledak.

Temuan ini tentu mengagetkan masyarakat. Namun bila membandingkan dengan kasus-kasus peledakan bom dahsyat sepanjang tahun 2018, jelas temuan benda mencurigakan ini bukanlah apa-apa. Namun, kejadian yang bertepatan dengan hari pertama 2019 itu ditafsirkan banyak pihak sebagai sebuah pesan tersendiri. Seolah, di tahun yang baru sekarang ini, Indonesia tak lepas dari teror bom.

Apalagi, temuan benda itu berada di ruang publik, tepatnya di depan rumah sakit. Menyadari potensi psikologis yang mungkin timbul, polisi pun bergerak cepat melakukan pencarian pemilik bom palsu yang diletakkan di trotoar itu. Penyidik juga mendalami unsur pidana terkait temuan tersebut.

Sebagaimana diketahui, pelapor menemukan benda dalam wadah kardus dibungkus keresek berwarna kuning yang tergeletak di seberang jalan depan pintu masuk RSI Fatimah, yang bersebelahan dengan Mapolres Cilacap. Tim Gegana Polda Jateng yang tiba di lokasi kejadian, kemudian menghancurkan bom palsu itu.

Keberadaan benda bukan bom itu pun kembali ditegaskan oleh Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Ia menyatakan,  berdasar hasil pemeriksaan, bisa dipastikan bahwa benda yang ditemukan pada pukul 03.00 WIB itu bukanlah bom.

“Setelah diperiksa Tim Gegana Polda Jateng, isinya paku, pecahan genting, pasir hitam, kabel, dan timer [pengatur waktu]. Tidak ditemukan unsur bahan peledak,” kata Dedi di kantornya, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

Menurut Dedi, kabel pada benda itu tidak tersambung dengan alat timer. Selain itu, tidak ada kabel detonator. Paku-paku pada benda itu, kata Dedi, juga masih baru.

Bom asli selalu memuat bahan mesiu yang berasal dari black powder atau bubuk hitam. “Yang ini isinya tanah yang menyerupai black powder dan tumbukan genting,” ucap Dedi.

Di dalam kardus itu juga terdapat tiga paralon sepanjang 33 cm dengan diameter 1,5 inci, dua helai kabel warna merah dan biru sepanjang 10 cm, satu buah baterai AA, 44 buah paku ukuran 5 cm, dua buah jam weker. Kardus juga berisi campuran pasir dan genteng, lakban, dan keresek.

Sejauh ini polisi melakukan pencarian melalui pemeriksaan sidik jari yang menempel di benda mencurigakan itu, termasuk menyisir lokasi untuk mendapatkan bukti lain. Polisi pun menyisir tempat kejadian perkara (TKP).

Pihak berwajib menggunakan dukungan teknologi yang ada seperti CCTV di sekitar TKP, juga memeriksa saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi beberapa saat sebelum penemuan benda tersebut. Dari bahan baku yang digunakan menunjukkan sebagai sebuah benda yang bisa dirakit cepat.

Yang menarik, secara logis teror bom palsu Cilacap ini kental sekali dengan nuansa penggiringan suasana mencekam jelang pemilu legislatif dan pemilihan presiden (pilpres) 2019. Jika membandingkan dengan teror bom yang langsung terkait dengan aksi teror, memang terdapat beberapa kesamaan. Contohnya bom di Mako Brimob, Jawa Barat, 10 Mei 2018.

Ledakan bom di Mako Brimob, yang walaupun tak memakan korban jiwa, diakui polisi merupakan bom rakitan yang berasal dari penjara. Lima polisi yang gugur dalam menjalankan tugas pun ditengarai bukanlah akibat dari ledakan mematikan. Ini berarti bom yang dirakit secara sederhana itu sebagian besar menggunakan bahan baku sederhana yang mudah ditemukan sehari-hari.

Apakah ini membuka jalan bagi kemungkinan adanya hubungan antara pelaku teror bom palsu Cilacap dengan teroris di Mako Brimob? Kemungkinan tetap saja bisa muncul. Namun, bila melihat kemungkinan motif, peristiwa Mako Brimob cenderung kental dengan nuansa perlawanan sampai mati yang memang ditunjukkan untuk melawan petugas. Bukan untuk menciptakan suasana teror yang ruang lingkup publiknya lebih luas.

Hampir serupa dengan rentetan bom yang terjadi di gereja Surabaya, 13 Mei 2018. Dimulai dari bom bunuh diri yang dilakukan pada pukul 07.15 WIB di Gereja Santa Maria, menyusul di Gereja Pantekosta sekitar pukul 07.45 WIB. Bom dibawa pelaku dengan menggunakan mobil yang sengaja menabrak pagar gereja. Pelaku bernama Dita Soepriyanto, pentolan Jamaah Ansarud Daulah (JAD) Jawa Timur, meninggal di tempat.

Bom ketiga di Gereja Kristen Indonesia (GKI) merupakan rentetan bom terakhir, meledak pukul 08.15 WIB. Pelaku bom GKI diketahui merupakan seorang ibu yang membawa dua anaknya yang mencoba masuk ke area gereja.

Yang menarik perhatian publik pada kasus bom ini adalah, bagaimana mungkin seorang ibu mengajak anaknya untuk melakukan bunuh diri? Selain itu, jika pelaku menargetkan peserta acara keagamaan di gereja, kenapa pelaku malah menggunakan busana muslimah, yang jelas-jelas akan membatasi langkah mereka?

Berkaca pada peristiwa tersebut, yang menonjol adalah sentimen keagamaan yang kental. Namun, banyak pihak meyakini bahwa kedua bom itu bertujuan menyerang institusi Polri dengan secara tidak langsung. Seolah ingin menunjukkan ketidakbecusan pengamanan yang digalang oleh Polri, terutama dalam melindungi umat minoritas di Indonesia.

Mencermati kedua peristiwa teror bom asli dan palsu, Surabaya dan Cilacap, sangat kentara menargetkan pihak keamanan. Bukan secara personel, melainkan pada upaya menanamkan keraguan bahwa Polri tak siap sepenuhnya memberi rasa aman kepada masyarakat. Apalagi Kota Cilacap adalah rumah berbagai objek vital nasional, mulai dari PLTU dengan kapasitas ribuan megawatt, manufaktur kimia, hingga kilang minyak.

Tak pelak, kasus teror bom palsu Cilacap jadi pertaruhan Polri, untuk mengungkap motif sebenarnya dari penyebaran teror ketakutan itu. Taruhannya sungguh besar, yakni rasa aman menjelang perhelatan pemilu yang menjadi jaminan bagi para pelaku ekonomi memutar roda usahanya.

Citizen Daily

Tags: bombom palsu cilacapBrigjen pol Dedi PrasetyoCilacapKapolrikasus bomPOLRIRSI fATIMAHSurabayateror bom cilacap
ShareTweetShare
Gustav Perdana

Gustav Perdana

Analis bisnis di beberapa perusahaan media dan non-media yang berpengalaman menulis politik, bisnis, dll. Alumnus Ekonomi Manajemen Universitas Indonesia.

Next Post
BMKG: Isu Gempa 8 SR Jelang Kedatangan Jokowi Cuma Hoaks

BMKG: Isu Gempa 8 SR Jelang Kedatangan Jokowi Cuma Hoaks

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − 3 =

Translate

Our Latest Podcasts

  • Berharap Kuat Hadapi Turbulensi 2019

    Tak berapa lama setelah menyatakan untuk menahan suku bunga di… http://brompods.com/wp-content/uploads/2019/02/Berharap-Kuat-Hadapi-Turbulensi-2019.mp3

  • Terkait Lahan Prabowo, BPN Apresiasi Wapres Jusuf Kalla

    Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria,…

  • Kontroversi Democratic Policing ala Tito Karnavian

    Karya monumental Kepala Polri (Kapolri) Jenderal Muhammad Tito Karnavian tentang democratic… http://brompods.com/wp-content/uploads/2019/02/Kontroversi-Democratic-Policing-ala-Tito-Karnavian.mp3

  • Gerindra Kalbar Siap Menangkan Prabowo-Sandi

    Partai Gerindra Kalimantan Barat mengaku sudah siap untuk memenangkan pasangan… http://brompods.com/wp-content/uploads/2019/02/Gerindra-Kalbar-Siap-Menangkan-Prabowo-Sandi.mp3

  • BPN Prabowo-Sandi Pastikan Tak Laporkan Jokowi ke Bawaslu

    Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi memastikan tidak akan melaporkan calon… http://brompods.com/wp-content/uploads/2019/02/BPN-Prabowo-Sandi-Pastikan-Tak-Laporkan-Jokowi-ke-Bawaslu.mp3

Popular Post

Gaya Hidup

Fun Run Asian Games 2018, Energi dari Pelari

by Dessy Savitri
July 31, 2018
1

  Energy of Asia. Inilah tagline perhelatan besar pesta olahraga se-Asia yang mendapuk Indonesia sebagai tuan rumah. Jakarta dan Palembang merupakan dua...

Read more
Bertualang ke Pulau King Kong

Bertualang ke Pulau King Kong

August 4, 2018
Adakah Poros Ketiga pada Pemilihan Presiden 2019?

Adakah Poros Ketiga pada Pemilihan Presiden 2019?

April 4, 2018
Apa Jadinya Jika Tomy Winata dan Muchdi Pr Dukung Jokowi?

Apa Jadinya Jika Tomy Winata dan Muchdi Pr Dukung Jokowi?

February 22, 2019
Maninjau yang Memukau

Maninjau yang Memukau

April 4, 2018
  • About Us
  • Creative Commons
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Terms & Conditions
  • Contact Us

Topics

Follow Us

About Us

The Press Week is part of The Press Week Media Group LLC, which delivers daily news around the globe.

© 2011 The Press Week

No Result
View All Result
  • Dunia
    • Amerika Serikat
  • Gaya Hidup
    • Jalan-jalan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Lingkungan Hidup

© 2011 The Press Week