• Latest
  • Trending
ndustri sawit Tanah Air mesti didukung agar tata kelolanya semakin baik dan bebas dari praktik korupsi. Foto: Wisesa/thepressweek

Sawit Indonesia Lanjut ke WTO dan Tingkatkan Serapan Domestik

August 6, 2019
Sertifikasi Pranikah, Pemerintah Masuk Ranah Pribadi?

Sertifikasi Pranikah, Pemerintah Masuk Ranah Pribadi?

November 25, 2019
Stasiun MRT Bundaran HI Dikelilingi Tempat Ngopi Seru

Stasiun MRT Bundaran HI Dikelilingi Tempat Ngopi Seru

November 22, 2019
agen Jerman

Daftar Kuliah ke Jerman, Haruskah Lewat Agen?

November 22, 2019
Disabet Pisau Cukur, Polisi Hong Kong Luka Parah

Disabet Pisau Cukur, Polisi Hong Kong Luka Parah

November 22, 2019
Heritage Run melewati kawasan Kota Tua

Heritage Run 2019: Lari Menikmati Warisan Budaya

November 20, 2019
sampah dan bahan kimia berserakan di seluruh PolyU

Bahan Kimia Hilang dari Laboratorium Universitas

November 19, 2019
demonstran radikal ditangkap

Demonstran Radikal Hong Kong Ditangkap

November 19, 2019
unjuk rasa semakin brutal

Unjuk Rasa Makin Brutal, Presiden Cina Beri Peringatan

November 15, 2019
Ahok

Menunggu Kolaborasi Ahok dan Erick

November 13, 2019
kongres Nasdem Surya Paloh dan Jokowi

Kongres Nasdem Bisa Rekatkan Kembali Surya Paloh dan Jokowi?

November 13, 2019
desa setan Sri Mulyani

Polemik Desa Setan

November 12, 2019
Brexit

Krisis Tak Berujung Brexit Bisa Berdampak pada Perekonomian Inggris

November 12, 2019
The Press Week
No Result
View All Result
  • Dunia
    • Amerika Serikat
  • Gaya Hidup
    • Jalan-jalan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Lingkungan Hidup
Saturday, December 14, 2019
  • Dunia
    • Amerika Serikat
  • Gaya Hidup
    • Jalan-jalan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Lingkungan Hidup
No Result
View All Result
The Press Week
No Result
View All Result

Sawit Indonesia Lanjut ke WTO dan Tingkatkan Serapan Domestik

Abhyudaya Wisesa by Abhyudaya Wisesa
August 6, 2019
in Ekonomi, Featured, Indonesia, News
0
Home Indonesia Ekonomi
Post Views: 360

 

Industri sawit di Tanah Air sedang dalam tekanan yang sangat berat. Selain tertekan oleh kebijakan Uni Eropa (UE) yang melarang pemakaian sawit sebagai bahan baku biofuel, harga minyak sawit di pasar dunia juga masih sangat rendah. Karena itu, di samping memikirkan strategi menggugat UE ke World Trade Organization (WTO), Indonesia harus menciptakan terobosan agar tren turunnya harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) bisa dihentikan.

Keputusan UE memberlakukan kebijakan pelarangan melalui Delegated Regulation Supplementing Directive of The UE Renewable Energy Directive (RED) II pada 13 Maret 2019 yang jadi biang keladinya. Dalam draf tersebut, CPO diklasifikasikan sebagai komoditas bahan bakar nabati yang tidak berkelanjutan dan berisiko tinggi terhadap lingkungan, sedangkan minyak kedelai asal Amerika Serikat masuk dalam kategori risiko rendah.

Jika semua berjalan sesuai rencana saat ini, UE akan mulai menghapus penggunaan CPO dalam biofuel mulai 2023, dengan larangan penuh mulai berlaku pada 2030. Masalahnya, meskipun saat ini pelarangan pemakaian sawit baru sebatas pada bahan baku biofuel, bukan tidak mungkin ke depan UE juga bakal memberlakukan larangan sawit sebagai bahan baku pangan dan oleokimia.

RelatedPosts

Krisis Tak Berujung Brexit Bisa Berdampak pada Perekonomian Inggris

Transparansi Jadi PR Pemerintah

Ketua Gapki: Indonesia Tak Harus Bergantung pada Pasar Tertentu

Uni Eropa Akui Keunggulan Kelapa Sawit Indonesia

Industri Sawit Berkelit di Masa Sulit

“Ya sangat mungkin seperti itu kalau kita melihat sekarang banyak produk makanan dari UE, yang berstiker palm oil free. Sukses melarang sawit untuk biofuel, mungkin sasaran tembak berikutnya adalah sawit untuk makanan kemudian ke oleokimia,” tutur Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

Indonesia dan Malaysia, dua negara penghasil CPO terbesar di dunia, sudah menyatakan kesiapan membawa kasus ini ke WTO. Pemerintah Indonesia menunjuk firma hukum internasional untuk menjadi wakil dalam mengajukan gugatan terhadap UE ke WTO. Gugatan berupa pemberlakuan kebijakan Delegated Regulation Supplementing Directive of The UE Renewable Energy Directive (RED) II sebagai bentuk diskriminasi terhadap produk kelapa sawit Indonesia.

Proses Panjang

Langkah pengajuan gugatan untuk membela kepentingan industri kelapa sawit Indonesia dinilai banyak pihak sudah tepat. Namun, jauh-jauh hari UE telah menyatakan siap menghadapi gugatan Indonesia. Duta Besar UE untuk Indonesia, Vincent Guerend, menyatakan kesiapan UE menghadapi Indonesia mengajukan gugatan terkait perselisihan dan diskriminasi produk minyak sawit ke WTO.

Perlu disadari bahwa proses persidangan di WTO bisa sangat panjang. Setelah gugatan didaftarkan, WTO akan memberikan waktu 1,5 tahun bagi Pemerintah Indonesia dan UE untuk melakukan konsultasi satu sama lain demi menyelesaikan sengketa.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, tidak ada tenggat waktu bagi Indonesia untuk menggugat UE. “Mau lima tahun kemudian kami gugat bisa. Mau tiga tahun bisa, tetapi kami harus siap,” tuturnya.

Gugatan ke WTO merupakan satu persoalan, masalah lain yang tak kalah pelik adalah tren turunnya harga CPO akibat berlimpahnya stok minyak nabati di pasar global. Produksi sawit Indonesia pada 2018 mencapai 47,4 juta ton, sedangkan Malaysia 19,5 juta ton. Akibat suplai berlimpah ini harga CPO di pasar global terus bergerak turun dan kini di kisaran US$480 per ton. Dampaknya sangat merugikan bagi para petani rakyat sebab harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit turun hingga Rp 640-700 per kilogram.

Melihat kondisi yang menyulitkan ini, pemerintah harus segera turun tangan untuk menjaga harga kelapa sawit stabil dan tetap tinggi meski stok tengah berlimpah. Pemerintah Indonesia diharapkan segera mengakselerasi implementasi B30 segera setelah road test atau uji coba kendaraan selesai dilakukan pada Oktober nanti. PLN sebagai penyedia listrik juga semestinya mulai merealisasi penggunaan minyak sawit untuk bahan baku pembangkit.

Bila program penyerapan dalam negeri dapat berjalan maksimal, dari penerapan B30 diperkirakan bakal menyedot produksi sawit sebesar 9 juta ton, PLN akan menyerap pasokan 3 juta ton CPO. Dengan meningkatnya serapan di pasar domestik diharapkan bisa mengurangi dampak tinggi stok minyak sawit di dalam negeri dan menjaga harganya tetap stabil.

Agro Harian

Tags: CPOCrude Palm OilGabungan Pengusaha Kelapa Sawit IndonesiaGAPKIminyak sawitUEUni EropaWorld Trade OrganizationWTO
Abhyudaya Wisesa

Abhyudaya Wisesa

Bekerja sebagai editor sebuah majalah bulanan di Yogyakarta. Berpengalaman sebagai wartawan olahraga dan pernah meliput turnamen sepak bola di luar negeri. Alumnus IISIP Jakarta.

Related Posts

Sertifikasi Pranikah, Pemerintah Masuk Ranah Pribadi?
Featured

Sertifikasi Pranikah, Pemerintah Masuk Ranah Pribadi?

November 25, 2019
Stasiun MRT Bundaran HI Dikelilingi Tempat Ngopi Seru
Destination

Stasiun MRT Bundaran HI Dikelilingi Tempat Ngopi Seru

November 22, 2019
agen Jerman
Featured

Daftar Kuliah ke Jerman, Haruskah Lewat Agen?

November 22, 2019
Disabet Pisau Cukur, Polisi Hong Kong Luka Parah
Dunia

Disabet Pisau Cukur, Polisi Hong Kong Luka Parah

November 22, 2019
Heritage Run melewati kawasan Kota Tua
Destination

Heritage Run 2019: Lari Menikmati Warisan Budaya

November 20, 2019
Next Post
Quo Vadis Mobil Listrik di Indonesia?

Quo Vadis Mobil Listrik di Indonesia?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate

Our Latest Podcasts

  • Indonesia Optimistis Kalahkan UE di WTO

    Tak ada langkah mundur, pemerintah Indonesia serius membawa sengketa dagang…

  • Rektor Impor, Tanda Dunia Pendidikan Indonesia Belum Berkualitas?

    Ternyata bukan hanya kedelai atau beras yang diimpor oleh pemerintah.… http://brompods.com/wp-content/uploads/2019/08/Rektor-Impor.mp3

  • Menyoal Pembentukan Koopssus untuk Perangi Terorisme

    Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara resmi membentuk Komando Operasi Khusus… http://brompods.com/wp-content/uploads/2019/08/Menyoal-Pembentukan-Koopssus-untuk-Perangi-Terorisme.mp3

  • Siapa di Balik Teror Bom Bangkok?

    Sejumlah ledakan terdengar di empat lokasi berbeda di Kota Bangkok,… http://brompods.com/wp-content/uploads/2019/08/Siapa-di-Balik-Teror-Bom-Bangkok.mp3

  • Jelang Kongres, Tetap Belum Ada Regenerasi di Tubuh PDIP

    Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal menggelar kongres, Agustus mendatang.… http://brompods.com/wp-content/uploads/2019/07/Jelang-Kongres-Tetap-Belum-Ada-Regenerasi-di-Tubuh-PDIP.mp3

Popular Post

Sertifikasi Pranikah, Pemerintah Masuk Ranah Pribadi?
Featured

Sertifikasi Pranikah, Pemerintah Masuk Ranah Pribadi?

by Fadila Fikriani
November 25, 2019
0

  Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, mewacanakan sertifikasi pernikahan bagi pasangan yang akan menikah pada 2020. Calon pasangan...

Read more
Silang Sengkarut Kepentingan di Taman Nasional Tesso Nilo

Silang Sengkarut Kepentingan di Taman Nasional Tesso Nilo

April 4, 2018
Adakah Poros Ketiga pada Pemilihan Presiden 2019?

Adakah Poros Ketiga pada Pemilihan Presiden 2019?

April 4, 2018
pembantu Jokowi kabinet menteri

Mempertanyakan Komunikasi Presiden dengan Para Menteri

April 4, 2018
Maninjau yang Memukau

Maninjau yang Memukau

April 4, 2018
  • About Us
  • Creative Commons
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Terms & Conditions
  • Contact Us

Topics

Follow Us

About Us

The Press Week is part of The Press Week Media Group LLC, which delivers daily news around the globe.

© 2011 The Press Week

No Result
View All Result
  • Dunia
    • Amerika Serikat
  • Gaya Hidup
    • Jalan-jalan
  • Politik
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Lingkungan Hidup

© 2011 The Press Week